Monday, June 15, 2015


Pandangan Hidup Kita

Mengukir makna memang berbeda dengan mengukir kayu. Dalam setiap konstruksi makna terjadi interaksi dinamis antara realitas sebagaimana apa adanya dan kebiasaan seseorang mengerti (habit of understanding). Ia yang biasa mengerti dalam perspektif tidak puas, serba kurang, selalu menuntut lebih, akan melihat kehidupan tak menyenangkan ada di mana-mana. Sebaliknya, ia yang berhasil melatih diri untuk selalu bersyukur, ikhlas, tulus lebih banyak melihat wajah indah kehidupan.

Belajar dari sini, titik awal memaknai kekalahan adalah melihat kebiasaan dalam mengerti, the blueprint is found within our mind. Membiarkan kemarahan dan ketidakpuasan mendikte pengertian akan memperpanjang penderitaan yang sudah panjang.
Seorang guru mengambil gelas yang berisi air, meminta muridnya memasukkan sesendok garam dan diaduk. Saat dicicipi, asin rasanya. Setelah itu, guru ini membawa murid itu ke kolam luas dengan sesendok garam yang dicampurkan ke air kolam dan rasanya tidak lagi asin.
Itulah batin manusia. Bila batinnya sempit dan rumit (fanatik, picik, mudah menghakimi), kehidupan pun menjadi mudah asin rasanya (marah, tersinggung, sakit hati). Saat batinnya luas, tak satu pun bisa membuat kehidupan menjadi mudah asin.


Dengan modal ini, lebih mudah memaknai kekalahan bila manusia berhasil mendidik diri berpandangan luas sekaligus bebas. Berusaha, bekerja, belajar, berdoa adalah tugas kehidupan. Namun, seberapa pun kehidupan menghadiahkan hasil dari sini, peluklah hasilnya seperti kolam luas memeluk sesendok garam

Sebagai contoh,kadang kita dengar bahwa orang miskin yang kita pandang hidupnya sengsara dan susah bisa berpikiran bahwa hidupnya bahagia karena ia masih dapat menjalani hidup, kadang juga kita mendengar orang kaya yang menurut pandangan kita serba berkecukupan malah hidupnya tidak bahagia karena hanya bekerja individual tanpa memperhatikan lingkungan sekitarny, serta berbagai contoh lain dari kehidupan...
Maka kita harus selalu bersikap dan berpikiran positif agar hidup kita menjadi bahagia, dengan berpikiran bahagia maka segala sesuatu yang kita lakukan akan menjadi lebih berarti dan lebih memuaskan.



Setiap manusia menghendaki kehidupan yang bahagia. Tidak ada satupun manusia yang ingin hidup susah, gelisah, dan tidak merasakan ketentraman. Akan tetapi setiap manusia memiliki prinsip dan cara pandang yang berbeda dalam mengukur kebahagiaan. Karena yang paling memengaruhi seseorang dalam mengukur kebahagiaan adalah prinsip dan pandangan hiudp yang dipijakinya.
Bagi seorang Muslim, kebahagiaan tidak selalu berupa kemewahan dan keberlimpahan materi duniawi. Berikut ini beberapa pinsip kebahagiaan dalam konsep hidup Islam. Tulisan ini akan menguraikan beberpa prinsip hidup bahagia menurut Islam.
Dunia ini sungguh luas dan manggumkan. Manusia yang tinggal di dalamnya dapat menemukan hidupnya. Hidup manusia itu sungguh unik karena kita memiliki yang namanya akal budi, tidak seperti binatang atau makhluk hidup lainnya yang bergerak secara naluri mereka. Kita dapat menginterpretasikan kehidupan dalam berbagai macam bentuk. Kitalah yang menentukan apakah hidup kita bahagia atau susah. 

No comments:

Post a Comment